Mess keluarga PT.Arara Abadi atau yang lebih dikenal dengan nama Mess Sopir, merupakan mess yang didirikan sekitar tahun 1993 yang khusus dibangun untuk tempat tinggal para sopir Loging dan mekanik seksi Forestry Transport distrik Minas PT.Arara Abadi yang waktu itu dipimpin oleh Mr.Zainul Mahdar. Berkat ide dan kepedulian Mr.Zainul Mahdar terhadap karyawannya maka beliau membangun mess tersebut untuk tempat tinggal para karyawannya. Walaupun Mess tersebut tergolong sederhana, tapi sangat membantu para karyawan yang tinggal di mess tersebut. Perusahaan pada awalnya hanya melakukan pemotongan gaji karyawan sebesar Rp.18.000., cukup kecil dibandingkan dengan sewa rumah yang ada di Perawang.
Di awal pendirian mess tersebut banyak karyawan yang enggan untuk tinggal disana karena fasilitas air bersih yang kurang lancar, pada masa itu jika kekurangan air bersih maka mobil Tanki Air dari seksi Civil Enginering melakukan penyuplaian air bersih yang pada saat itu Bp.Yosep sebagai sopirnya.
Dikarenakan pada tahun 1994 seksi Forestry Transport distrik Minas banyak melakukan penambahan anggota sopir, maka semua sopir dianjurkan untuk tinggal disana guna untuk memudahkan pengontrolan. Dengan banyaknya sopir yang tidak mendapat bagian maka dilakukan penambahan pembangunan mess, yang awalnya hanya terdiri dari 13 blok menjadi 25 blok yang masing-masing nya terdiri dari 12 pintu. Sehingga dengan ramainya penghuni mess maka dibuatlah instalasi air bersih dari PT.Indah Kiat melalui Div. R&D yang ada di depan mess Sopir.
Ramainya penghuni mess membuat lingkungan kurang bersih dan banyak sampah rumah tangga yang menumpuk, mengihat hal tersebut seksi FGA, selaku pengontrol mess mempunyai inisiatif untuk mengadakan petugas pembuangan sampah limbah rumah tangga, sehingga dengan itu dikarenakan petugas tersebut dilakukan oleh pihak kontraktor maka pemotongan gaji karyawan dinaikkan menjadi Rp.22.000., / bulan.
Sekitar tahun 2004 seksi FGA pernah merencanakan untuk melakukan pembongkaran mess tersebut waktu itu dipimpin oleh Mr.David Edison dengan alasan disana akan dibangun Workshop, dan warga yang tinggal disana dibuatkan rumah BTN yang berlokasi di dekat pipa Caltex, (Sekarang BTN Cendrawasih) uang muka pembayaran rumah tersebut ditanggung oleh perusahaan, hal ini merupakan ide yang bagus karena pada saat itu banyak karyawan yang belum mempunyai rumah. Dengan rencana tersebut sebelum dilakukan pembongkarang perusahaan melakukan kuisioner atau pendapat para penghuni mess, apakah setuju atau tidak dengan rencana tersebut, alhasil lebih dari 50% warga mes tidak setuju dengan rencana tersebut, sehingga sampai sekarang mess tersebut masih tetap berdiri walaupun renopasi dari perusahaan tidak ada.
Menurut keterangan salah seorang penghuni Mess Mulyadi Imunk mengatakan bahwa sekitar tahun 2007 mess tersebut pernah mengalami kebakaran, karena kesigapan dari team pemadam kebakaran PT.IKPP hanya dua blok yang dilalap si jago merah yakni blok F dan blok G, sampai sekarang kedua blok tersebut tidak juga dibangun.
Entah sampai kapan bangunan tersebut akan kuat berdiri yang bahannya terbuat dari papan/kayu, banyak mess tersebut yang telah dimakan usia yang memerlukan perbaikan atau renopasi. Renopasi bangunan mess hanya dilakukan dengan sukarela oleh warga mess tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar