Masih ingatkah anda nama sebuah kelok, kalau kita dalam perjalanan dari Pekanbaru ke Payakumbuh (Sumatera Barat). Konon di zaman baholak tempo hari, kalau kita melakukan perjalanan pada jurusan dimaksud, maka banyak sekali nama kelok-kelok yang kita lewati selama dalam perjalanan. Contohnya kelok 2, kelok Nona, dan kelok 9 yang terkenal itu. Akan tetapi yang di sebut kelok Nona itu, kini sudah tidak dapat di temui lagi karena sudah di tenggelamkan, melalui program kerja PLTA Koto Panjang.
Dahulu, sebelum PLTA Koto Panjang di bangun, perjalanan ke Payakumbuh (Sumatera Barat) dari Pekanbaru cukup memakan waktu lama. Hal ini disebabkan karena banyaknya kelok-kelok dimaksud yang menjadikan mobil berjalan perlahan.
Kembali ingatan kita tentang kelok-kelok itu tadi. bagi seorang sopir oto, terutama sopir Bus angkutan umum, maka yang disebut kelok Nona, adalah suatu hal yang paling diingat sekali. Sebab karena saking banyaknya kelok di sepanjang kelok Nona itu, jalannya juga sangat berbahaya dan di anggap terjal. Apabila ada kendaraan roda empat yang berpapasan jalan, maka salah satunya haruslah berhenti guna memudahkan kendaraan dari depan.
Disamping itu kelok Nona ini juga dianggap sedikit angker. Karena persis di pertengahan kelok Nona itu, ditemukan sebuah kuburan yang ada persisi di sebuah kelokan pula, posisinya sebelah kanan kalau kita dari Pekanbaru.
Cerita dari mulut ke mulut terutama yang bersumber dari sopir-sopir Bus angkutan umum, kuburan yang lengkap dengan batu nisannya itu adalah kuburan si Nona yang konon gadis keturunan Cina, mati di bantai oleh orang-rang yang telah berbuat jahat kepadanya.
Entah bagai mana cerita lengkap dari si Nona ini, memang tidak ada yang mengetahui, maklumlah cerita yang berkembang dari mulut-kemulut, entah benar entah tidak. Namun yang jelas, sebelum danau PLTA di bangun dan jalan baru yang dibuat sebagai mana sekarang ini ada, maka kuburan Nona itu jelas ada. Dan dapat dilihat serta disaksikan oleh orang-orang yang melakukan perjalanan antara Pekanbaru-Payakumbuh atau sebaliknya.
Namun semua kenangan itu sekarang hanyalah kenangan. Malahan mungkin orang-orang telah banyak melupakannya, kuburan si Nona yang mati disebabkan penganiayaan orang banyak.
Entah benar atau tidak, karena tidak ada ahli sejarah resmi yang mencatatkannya, namun yang jelas Kelok Nona ini berikut dengan sejarahnya telah hilang, tenggelam di telan air sebagai mana yang ditelan oleh air Waduk PLTA Koto Panjang dimaksud.
(Alirman S.A)