Senin, 29 November 2010

"Kelok Nona" Yang terlupakan


Masih ingatkah anda nama sebuah kelok, kalau kita dalam perjalanan dari Pekanbaru ke Payakumbuh (Sumatera Barat). Konon di zaman baholak tempo hari, kalau kita melakukan perjalanan pada jurusan dimaksud, maka banyak sekali nama kelok-kelok yang kita lewati selama dalam perjalanan. Contohnya kelok 2, kelok Nona, dan kelok 9 yang terkenal itu. Akan tetapi yang di sebut kelok Nona itu, kini sudah tidak dapat di temui lagi karena sudah di tenggelamkan, melalui program kerja PLTA Koto Panjang.
Dahulu, sebelum PLTA Koto Panjang di bangun, perjalanan ke Payakumbuh (Sumatera Barat) dari Pekanbaru cukup memakan waktu lama. Hal ini disebabkan karena banyaknya kelok-kelok dimaksud yang menjadikan mobil berjalan perlahan.
Kembali ingatan kita tentang kelok-kelok itu tadi. bagi seorang sopir oto, terutama sopir Bus angkutan umum, maka yang disebut kelok Nona, adalah suatu hal yang paling diingat sekali. Sebab karena saking banyaknya kelok di sepanjang kelok Nona itu, jalannya juga sangat berbahaya dan di anggap terjal. Apabila ada kendaraan roda empat yang berpapasan jalan, maka salah satunya haruslah berhenti guna memudahkan kendaraan dari depan.
Disamping itu kelok Nona ini juga dianggap sedikit angker. Karena persis di pertengahan kelok Nona itu, ditemukan sebuah kuburan yang ada persisi di sebuah kelokan pula, posisinya sebelah kanan kalau kita dari Pekanbaru.
Cerita dari mulut ke mulut terutama yang bersumber dari sopir-sopir Bus angkutan umum, kuburan yang lengkap dengan batu nisannya itu adalah kuburan si Nona yang konon gadis keturunan Cina, mati di bantai oleh orang-rang yang telah berbuat jahat kepadanya.
Entah bagai mana cerita lengkap dari si Nona ini, memang tidak ada yang mengetahui, maklumlah cerita yang berkembang dari mulut-kemulut, entah benar entah tidak. Namun yang jelas, sebelum danau PLTA di bangun dan jalan baru yang dibuat sebagai mana sekarang ini ada, maka kuburan Nona itu jelas ada. Dan dapat dilihat serta disaksikan oleh orang-orang yang melakukan perjalanan antara Pekanbaru-Payakumbuh atau sebaliknya.
Namun semua kenangan itu sekarang hanyalah kenangan. Malahan mungkin orang-orang telah banyak melupakannya, kuburan si Nona yang mati disebabkan penganiayaan orang banyak.
Entah benar atau tidak, karena tidak ada ahli sejarah resmi yang mencatatkannya, namun yang jelas Kelok Nona ini berikut dengan sejarahnya telah hilang, tenggelam di telan air sebagai mana yang ditelan oleh air Waduk PLTA Koto Panjang dimaksud.
(Alirman S.A)

Jumat, 26 November 2010

Memberi Hak Buruh Secara Wajar



Saya sangat tertarik dengan tulisan di sebuah harian di riau yang ditulis
Oleh : Lathifah Hanum, seperti dibawah ini :

Setiap Penetapan Upah Minimum Kota/kabupaten (UMK) yang dilakukan oleh pemerintah, kita selalu diingat kan oleh nasib buruh yang pada umumnya masih buruk. Banyak pekerja tidak dapat memperbaiki nasibnya meski telah bekerja keras selama bertahun-tahun karena UMK yang akan mereka dapatkan di tahun depan, masih jauh dari kemampuan untuk bisa menutup kebutuhan dasar kehidupannya.
Hingga saat ini masih banyak perusahaan yang mengabaikan jaminan sosial bagi pekerjanya. Bukan sekedar dengan membayar rendah, di bawah UMK, tetapi juga tidak menjamin kehidupan sosial dan kesehatannya. Apalagi masa depannya, ketika mereka sudah tidak lagi bekerja, sehingga ada kesan seperti pepatah habis sepah manis dibuang.
Ironisnya, saat mengalami kecelakaan kerja dan tidak lagi bisa bekerja, banyak buruh tidak diberi pengobatan secara layak dan tidak diberi hak-hak buruh lainnya. Terkadang tidak masuk karena sakitpun, upahnya dipotong.
Hingga saat ini masih banyak perusahaan yang tidak mengikut sertakan buruhnya sebagai peserta Asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Adapula Perusahaan yang memanipulasi data buruh terkait dengan Jamsostek.
Esensi dari perlakuan buruk perusahaan seperti itu adalah ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dengan tidak peduli pada apa yang menjadi kebutuhan dasar para pekerjanya.Yang penting membayar para buruh, selesai, atau tidak membayar tepat waktu. Banyak perusahaan, termasuk perusahaan besar yang ternyata tidak ingin mengeluarkan hak-hak buruh sebagaimana mestinya.
Hal itu terjadi pada perusahaan yang tidak memiliki basis sosial yang baik pada buruhnya. Mentalitas pimpinan perusahaan yang demikian jelas akan membuat para buruhnya terus berpenghasilan rendah dan tidak memiliki jaminan sosial yang baik.
Pengabaian hak-hak buruh seperti itu bukannya tidak diketahui pemerintah. Pemerintah tahu, tetapi tetap saja lamban dalam bertindak. Malah terkadang cebdrung memihak pengusaha meski selalu berjanji akan memperbaiki nasib buruh.

Abaikan Jamsostek
Pengabaian Jamsostek selama ini akhirnya membuat para buruh bangkit  dan berusaha berjuang untuk mendapatkan hak-haknya. Namun usaha mendapatkan hak-hak buruh sebagaimana jaminan oleh undang-undang, sering tidak kesampaian karena banyak hal yang melingkupi.
Yang dibutuhkan para buruh sekarang ini adalah, adanya perbaikan UMK dan harapan agar pemerintah selalu adil dalam memihak mereka. Memihak kepada pekerja juga pada saat mereka tereus di tekan  adalah sebuah keharusan karena buruh juga manusia yang harus dilindungi oleh pemerintah dari tindakan perusahaan yang merugikan.
Pengawasan optimal sekarang ini, bertindak cepat dan tegas terhadap perusahaan yang berlaku buruk pada buruhnya adalah pilihan tunggal. Pemerintah harus dapat lebih memihak pada buruh ketika menetapkan UMK dan menghadapi perusahaan yang berbelit-belit dalam pemberian hak-hak para pekerjanya.
Agar di masa-masa yang akan datang hak-hak buruh tidak diabaikan, tidak di langgar, dan bisa lebih baik pemberiannya oleh perusahaan, maka pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan oleh pemerintah perlu terus di optimalkan. Perusahaan harus tetap diingatkan tentang kewajibannya untuk menghormati dan mewujudkan hak-hak buruh.
Agar kewajiban itu dapat diwujudkan oleh pengusaha, budaya perusahaan berbasisi sosial harus ditumbuhkembangkan. Pemerintah harus mendorong penumbuhkembangan budaya tersebut demi sejahteranya buruh.
Pemerintah adalah harapan terakhir para buruh. Jangan sampai ada cap buruh tetap tidak membaik nasibnya karena ketidakpedulian pemerintah dan buruknya sikap aparat terkait dalam urusan nasib buruh.
Bila memang hak-hak buruh belum diberikan dengan wajar, jangan biarkan itu terus terjadi dan ubahlah secepatnya agar dapat diberikan secara wajar tanpa pekerja harus meminta. Pemerintah mampu melakukan itu dan sudah saatnya bertindak lebih tegas terhadap perusahaan yang main-main dengan pemberian hak-hak buruhnya.*
Haluan Riau : 23 Nop 2010.
Penulis adalah dosen Fakultas Hukum Unissula Semarang.

Rabu, 24 November 2010

Training pemadam kebakaran pontoon


Marine Transport PT.Arara Abadi  melaksanakan Training Pemadam kebakaran
by: Zulfa Amran

Selasa, 23 November 2010

Objek Wisata kota Payakumbuh

KEPALA BANDAR

Terletak di Kenagarian Taram, merupakan irigasi yang dulunya dibuat oleh masyarakat secara tradisional dengan cara gotong royong, dan sejak dibangunnya bendungan teknis oleh pemerintah, Kapalo Banda ini ramai dikunjungi masyarakat. Disamping alamnya yang indah, terletak di kaki bukit dan dipinggir hutan. Kapalo Banda ini mempunyai keunikan yaitu sekali dalam setahun keluar ikan-ikan yang persis sama dengan ikan yang ada dalam kolam samping Surau Tuo Taram, sedangkan jarak antara Surau Tuo dengan Kapalo Banda ini ± 1 km, sehingga Kapalo Banda menjadi perhatian masyarakat Kenagarian Taram dan orang-orang yang berziarah ke makam dan Surau Tuo Taram.
Disekitar lokasi ini sering dilakukan kegiatan wisata berburu babi yang biasanya dilakukan pada hari Rabu, dan pecandu buru babi berdatangan dari berbagai daerah di Kabupaten Lima Puluh Kota. Ditempat ini belum tersedia fasilitas wisata kecuali rakit yang terbuat dari bambu yang disediakan masyarakat untuk pengunjung. Sedangkan sarana dan prasarana lainnya belum tersedia karena objek wisata ini belum ada pihak yang mengelolanya. Kapalo Banda ini berjarak ± 11,5 km dari kota Payakumbuh dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat.

PANORAMA AMPANGAN
Objek Wisata Panorama Ampangan merupakan salah satu objek tujuan wisata di Kota Payakumbuh yang gterletak dikawasan perbukitan Kenagaraian Aur Kuning di kelurahan Ampangan Kec. Payakumbuh Selatan. Suasana alam perkampungan dan sawah serta ladang yang hijau dan luas terbentang mengajak wisatawan untuk menikmati keindahan alam pemandangan perbukitan.

PUNCAK NGALAU SAMPIK
Objek wisata ngalau sampik yang terletak berdampingan dengan Ngalau indah juga merupakan salah satu objek wisata kawasan hutan lindung dengan wajah pemandangan hutan hijau dan cantik yang terletak dekat jalan raya lintas Padang Pekanbaru

PUNCAK SIMARAJO
Objek Wisata Puncak Simarajo yang terletak dekat Ngalau Indah yang juga merupakan kawasan Hutan Lindung. Pemandangan yang indah dengan hutan hijau akan membawa para pengunjung untuk rileks melihat kawasan hutan hijau dan sawah yang terbentang luas membuat mata jadi segar dan hati jadi tenang dengan kesunyian suasana dan alam yang bersahabat.
Kolam Renang Ngalau Indah Berkelas Internasional yang dibangun untuk keperluan anak nagari dalam meningkatkan minat olah raga renang serta sebagai objek wisata. Kolam Renang tersebut diresmikan oleh Gubernur Sumatera Barat H. Gamawan Fauzi tahun 2006.



PT. AA kirim Gliposatt ke Pulau Muda Via KM.Sinar V

PT. Arara Abadi merupakan Perusahaan HTI yang lokasi HTInya tersebar di beberapa daerah di Riau, diantaranya di daerah Serapung, Merawang, dan Simpang Kanan, nampak karyawan PT.AA sedang memuat Gliposatt ke kapal KM.Sinar V di Dermaga Marine Transpot area PT. Indah Kiat Perawang.



Minggu, 21 November 2010

Mesjid Hijau Pusat Jam'iyyatul Islamiyah di Kerinci

Artikel disadur dari sungai penuh online

DIPAR KUSMI, KERINCI
Masjid Jam’iyyatul Islamiyah atau sering disebut Masjid Hijau merupakan pusat kegiatan jamaah Jam’iyyatul Islamiyah atau JMI. Jamaah itu sering dituding sebagai kelompok Islam aliran keras di Kerinci. Pasalnya, setiap bulan haji atau Zulhijjah, masjid itu menjadi tempat naik haji bagi jamaah JMI.
MASJID Jam’iyyatul Islamiyah terletak di Jalan Depati Parbo No 69, Desa Lawang Agung, Kecamatan Sungaipenuh, Kota Otonom Sungaipenuh. Masjid itu dikenal dengan sebutan Masjid Hijau.
Wajar karena hampir seluruh bangunannya identik dengan warna hijau. Mulai dari empat kubah masjid, beberapa bagian dinding, dan karpet lantai berwarna hijau. Konon itu melambangkan suasana kesejukan dan kedamaian.

Masjid itu didirikan sekitar 1990 secara swadaya anggota organisasi JMI yang dipimpin Buya A Kharim Jamak serta dana partisipasi masyarakat. Sejak didirikan, masjid itu menjadi pusat pengajian dari kelompok JMI.
Faisal Karim, pengurus Masjid Hijau, menceritakan bahwa masjid bertingkat dua itu merupakan bukti sejarah lahirnya organisasi pengajian Islam JMI di Kerinci. Jam’iyyatul Islamiyah merupakan organisasi keagamaan di Kerinci, saat ini menyebar ke seluruh Indonesia bahkan hingga luar negeri.
Dijelaskan, JMI didirikan pada 1970 di Kerinci oleh Buya Kharim Jamak, warga Tanjung Rawang, Kerinci. Sebelum 1970, JMI sudah berdiri namun dengan nama lain, yaitu Urwatul Wusto. “Saat itu anggotanya baru sedikit dan hanya warga setempat yang ikut,” ujarnya. Setelah anggotanya banyak dan tersebar di Kerinci, namanya diubah menjadi Jam’iyyatul Islamiyah.
Lebih lanjut, Buya A Kharim Jamak dijuluki Bapak Pembina Tunggal JMI, menyebarkan ajaran agama Islam dengan ajaran pokok yang berdasarkan pada fardu ’ain atau Rukun Islam yang lima. Dia mulai menyebarkan agama mulai dari desa kelahirannya, Tanjung Rawang, lalu masuk ke daerah Muara Air Kumun dan beberapa daerah di Kerinci lainnya. JMI juga menyebar ke Sumatera Selatan dan sekarang berkembang di seluruh provinsi. Malah anggota JMI juga banyak di Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi.
DPP JMI saat ini berpusat di Jakarta dengan ketua dr Aswin Rose. Sedangkan Kerinci merupakan DPD khusus JMI atau daerah istimewa JMI. “Di Kerinci anggota JMI tersebar di 38 desa, dan secara keseluruhan anggota JMI sekarang sudah berjumlah sekitar 5.000 orang lebih,” ungkap Faisal.
Ajaran agama yang dibawa Buya A Kharim Jamak tidak berbeda jauh dari ajaran Islam umumnya. “Seperti salat lima waktu tetap dijalankan, salat Jumat juga biasa saja,” ujarnya. Selain itu di bulan puasa anggota JMI juga berpuasa. Malam harinya Tarawih dan tadarusan. “TIDAK ada yang menyimpang dari syariat Islam,” katanya.
Yang menjadi sorotan masyarakat pada JMI di Masjid Hijau yaitu ketika bulan haji. Setiap Zulhijjah atau Idul Adha, seluruh anggota JMI dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia, dan bahkan dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi, datang ke Masjid Hijau untuk Ziarah ke makam Buya A Kharim Jamak.
Saat itu anggota JMI berkumpul dan menginap selama dua hari di pemondokan Masjid Hijau yang berada di sebelah kanan-kiri masjid. Para anggota JMI juga mengadakan jamuan makan bersama saat itu. “Di belakang masjid ada dapur umum. Saat hari raya haji ibu-ibu anggota JMI masak bersama di situ,” kata Faisal Karim.
Jadi kegiatan ziarah dan menginap di Masjid Hijau dimanfaatkan oknum tertentu yang menuding di Masjid Hijau dilaksanakan ibadah haji. “Padahal kenyataannya tidak benar sama sekali,” ujar Faisal. Ajaran JMI tetap mewajibkan haji ke Baitullah sesuai pokok ajaran Buya A Kharim Jamak, yakni rukun Islam kelima adalah naik haji ke Mekkah bagi yang mampu.(*)
http://www.jambi-independent.co.id

DPD Jam'iyyatul Islamiyah Gelar Silaturahmi Nasional

Dialog Dengan Berbagai Tokoh

JAMBI - Bertempat di gedung pertemuan ACC Abadi Suite Hotel Minggu 7 Pebruari 2010, di gelar pertemuan Silaturrahim Nasional  DPD Jam`iyyatul Islamiyah Provinsi Jambi bersama Majelis Ulama Indonesia dan para Akademisi, dengan Tema. Pada pertemuan tersebut tema yang diangkat yakni, “ Silaturahim Nasional, Ceramah Agama dan Dialog Kaum Intelektual Islam dan Mengenal Lebih Dekat Jam`iyyatul Islamiyah”. Sebagai penceramah dan pembicara Tunggal pada acara ini di hadirkan Ketua Umum DPP Jam`iyyatul Islamiyah Dr.H.Aswin Rose dari Jakarta, dan sebagai Moderator Dialog dipandu  oleh   Dr Tasmin Tangaggareng, MA dari Universitas Alauidin Makasar. Sedangkan untuk pimpinan acara dipimpin oleh Gatot Budi Utumo dari Jakarta.
Sekretaris DPD Jam`iyyatul Islamiyah Provinsi Jambi Drs H M Naswir, MSi (Dosen Kimia dari Universitas Jambi), menjelaskan jumlah  peserta yang hadir lebih dari 950 orang. Peserta berasal dari berbagai utusan DPD Jam`iyyatul Islamiyah Tk.I Provinsi se Indonesia (450 orang) mulai dari Sumatera Utara, Pekan Baru, Sumbar, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jogjakarta, DKI Jakarta, Kalimantan , Kerinci, Batam, Kepri , Sulawesi Selatan dan  daerah lainnya termasuk dari negara jiran tetangga Malaysia dan Singapura.
‘’Dialog DPD Jam`iyyatul Islamiyah Provinsi Jambi mengundang para guru besar IAIN STS Jambi, Universitas Jambi, Universitas Batanghari dan unsur Muspida Provinsi dan kota dan tokoh masyarakat dan ormas ormas Islam dan pengurus masjid, pesantern  yang ada di kota Jambi termasuk dari kabupaten Kerinci dan tamu kehormatan dari luar daerah. acara tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Provinsi Jambi yang diwakili oleh Asisten Ahli Guburnur Jambi  Dr H Said Syekh,’’ tuturnya.
 Dalam sambutan Gubernur Jambi, dia menyampaikan penghargaan kepada DPD Jam`iyyatul Islamiyah Provinsi Jambi yang sudah mampu melaksanakan sudah kegiatan yang merupakan bentuk kepedulian yang ikhlas terhadap permasalahan yang dihadapi umat dalam masa-masa sulit ini. Ini dengan tujuan mengajak berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran, kegiatran ini dipandang beliau sangat positif untuk diadakan dalam menciptakan ukhuwah basyriah dan ukhuwah bathiniah.
Hal ini sejalan Visi dan Misi Organisasi Jam`iyyatul Islamiyah yang disampaikan oleh Ketua DPD Jam`iyyatul Islamiyah Provinsi Jambi Drs H M Sajidin Ramli , menyebutkan bahwa visi misi organisasinya yakni membangun manusia yang mempunyai karakteristik sebagai umat mulia (QS 2/143; 3/110). Sedangkan misi organisasi Jam`iyyatul Islamiyah adalah  menciptakan hidup yang stabil dan selaras secara konsisten dengan penuh kasih sayang  yaitu saling sayang menyayangi satu sama lain (QS 25/63-77; 48/29). ‘’Juga menjadikan hamba2 yang saleh, beriman dan bertaqwa kepada Allah serta dapat menjadi pimpinan (QS 21/105,107),
‘’Diharapkan juga memiliki kecerdasan Intelektual dan spiritual tanpa intervensi emosional (QS 9/23; 30/29;  25/43-44;  45/23),’’ terangnya.
Mewujudkan pendidik dalam ketauladanan yang baik contoh mencontohkan satu sama lain (QS 94/7,8 hadist:”ibda’ binafsikum”  QS 3/79). Selanjutnya juga menjelaskan, dasar dari Pendirian Organisasi Jam`iyyatul Islamiyah ini adalah berdasarkan kepada Tujuan dilahirkannya Nabi Muhammad saw: untuk memperbaiki budi dan akhlak manusia (HR. Akhmad, riwayat Abu Hurairah) dan mengembalikan hakekat  yang telah hilang serta menyatakan ketinggian wanita dari laki-laki.
 Dalam jumpa pers Ketua Panitia Silalaturahim Nasional  DPD Jam`iyyatul Islamiyah Provinsi Jambi Dr H Yuliza Kaswendi, MKes bersama Sekretaris Panitia H Jumanto SH, menjelaskan tujuan kegiatan ini adalah untuk menjalin hubungan silaturahim yang kokoh antar umat islam, supaya umat islam
‘’Bagi orang yang ingin bersillaturahim,yang mau mendalami agama dan mengenal lebih dekat Jam`iyyatul Islamiayah kita sangat terbuka untuk itu, silahkan datang ke Sekretariat dan Balai Pengajian DPD Jamiyyatul Islamiyah Provinsi Jambi yang beralamat Jl.Sunan Ampel Rt 4 No.21 Pal V Kelurahan Sukakarya Kota Jambi Telp.( 0741)-444515 atau datang langsung ke sekretariat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Jam`iyyatul Islamiyah Masjid Baiti Jamak Islamiyah Jl.Al-Husna Komp.Cikunir No.35 A Rt.02/01 Kel. Jati Kramat  Kec.Jati Asih Kota Bekasi Telp.(021)84973070,’’ terangnya.
(rid/)JE

Pemotongan hewan Qurban di Mesjid Baiturahman DPD JmI Siak Perawang


Pada hari raya Qurban tahun ini 1431 H JmI Siak Perawang melaksanakan Pemotongan hewan Qurban sebanyak tiga ekor sapi dan satu ekor kambing. Sebagai petugas pemotong /algojo  Bp.H. Buya Bustami  Penasehat JmI siak-Perawang. Pendistribusian daging qurban kepada masyarakat sekitarnya berlangsung aman dan tertib, sebagai koordinator Bp.Maryon dan Khairizal Jamal melaksanakan tugas dengan  baik sehingga tidak ada kendala yang di hadapi.







Piagam Penghargaan Dr.Aswin Rose, Medan 23 Okt. 2010

October 31, 2010 aswinrose Leave a comment




Sebagai Narasumber dalam acara Seminar Nasional dengan Tema “Membangun Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Islam”. Bertempat di Aula Kampus UNIVA Medan Pada hari Sabtu 23 Oktober 2010.





Mesjid Baiturrahman DPD Jam'iyyatul Islamiyah Siak-Perawang


Masjid Jam’iyyatul Islamiyah atau Mesjid Baiturrahman merupakan pusat kegiatan jamaah Jam’iyyatul Islamiyah atau JmI di Kab Siak-Perawang. MESJID Jam’iyyatul Islamiyah terletak di Jalan Mawar No 37, Desa Perawang Barat RT 03/ 07, Kecamatan Tualang, Kab.Siak.
Masjid ini didirikan sekitar 1999 secara swadaya anggota organisasi JmI yang dipimpin Buya K.H Abd, Karim Djamak (alm.)  Sejak didirikan, masjid ini menjadi pusat pengajian dari kelompok JmI Kab.siak Perawang.
Maryon , pengurus Mesjid Baiturrahman, menceritakan bahwa masjid ini merupakan bukti berkembangnya organisasi pengajian Islam JmI di Kab.Siak Perawang. Jam’iyyatul Islamiyah merupakan organisasi keagamaan non Politik di Perawang yang diketuai oleh H.Erison Anuir,  saat ini menyebar ke seluruh Indonesia bahkan hingga luar negeri.